Alam Bergejolak, dan Mereka Berduka….

“Saya keseret air sampai pasar Jumat dari rumah saya di Gintung. Pokoknya ngikutin arus aja, sampai ada orang-orang yang nolongin saya, dan bawa saya ke sini untuk didata,” kata seorang ibu berbaju daster putih hitam, dengan sarung bergaris-garis yang dipeluk dalam lipatan tangannya…

“Sekarang saya lagi cari anak saya dan pembantu saya. anak saya Umurnya 2 bulan. belum ketemu.” katanya dengan mata kosong, tanpa ekspresi.

Seperti zombie, begitu komentar mbak Ani.

“Kalau pembantu saya, kayaknya sih di situ,” katanya sambil menunjuk ke deretan tubuh tak bernyawa yang berjajar di dalam kampus Muhammadiyah Ciputat itu… Tetap tanpa ekspresi..

Oh Tuhan……, tolong kuatkan dia.

“ya ampun, rumah kita tinggal separuh tuh, Ma!” kata seorang lelaki kepada istrinya yang tengah menggendong anak kecil.

“Ya ampuu..un,” sang istri menyahuti. Tapi wajahnya jauh dari tak menunjukkan kesedihan mendalam, seperti layaknya seorang yang kehilangan rumah.

Ternyata ini alasannya, “kita baru dua bulan pindah kontrakan dari situ! Kalau masih di situ, mungkin saya termasuk yang gak selamet. Soalnya yang punya kontrakan itu meninggal. Untung aja….” ceritanya penuh syukur..

“Mbak, kenal Uut enggak, yang tadinya rumahnya di situ?” tanya seorang ibu, pada keluarga yang selamat tadi, sambil menunjuk sebuah lokasi yang kini tak lagi tampak sebagai sebuah rumah.

“uut? yang orangnya kecil, punya bayi ya bu?” tanya sang lelaki.

“Iya mas!’ sahut ibu itu.

“Meninggal bu… Anak bayinya juga meninggal,” kata sang lelaki, yakin.

“Astagfirullah…….” desah sang ibu, yang bertanya tadi, sambil berteriak memanggil nama seseorang, yang entah di mana berada.

Tuhanku, tolong kuatkan dia….

“tadi pagi jam lima, airnya datang. saya liat sih ada orang yang masih nyembul trus tenggelam, teriak-teriak minta tolong, tapi gimana nolongnya,” cerita seorang ibu, yang rumah kontrakannya berada di lantai atas sebuah bangunan. Rumah di sebelahnya, tak lagi berdiri. Yang ada hanyalah sungai besar, yang katanya sebelumnya tak ada…

Ditambahkannya, “bayi-bayi yang hanyut, banyak banget! Wong mobil aja keseret dari gintung se-supir-supirnya!”

Tuhan…..

Ya. Hari ini Ciputat berduka.

dan hatiku yang ikut kelabu, menyimpan segumpal amarah, karena istanaku yang mahaluas ini tak membukakan pintu kerajaannya untuk mereka…

Ah sudahlah, amarah itu kutelan, dan kubiarkan terkubur dalam, dengan membuka pintu istana-istana kecil yang kami miliki..

No Mind + No Feel = bersyukur, kata Tombazz beberapa hari lalu…

Ya,  masih kulihat, terselip di antara duka, wajah-wajah penuh syukur, dengan alasan apa pun yang mereka punya…

Tuhanku, berilah kami semua bahagia……….